Savana Tianyar, Padang Rumput ala Afrika di Bali


Savana Tianyar

Karangsem, salah satu kabupaten di Timur Pulau Bali yang selalu sukses bikin aku jatuh cinta. Di sana ada laut, gunung, hingga padang rumput ala Afrika yang bernama Padang Savana Tianyar.

Savana Tianyar Karangasem memang jadi salah satu bucket list ku. Apalagi saat musim kemarau seperti sekarang, padang rumputnya akan berwarna cokelat keemasan. Ditambah pemandangan Gunung Agung yang begitu dekat.

Cukup memakan waktu yang tidak sedikit untuk sampai di Padang Savana Tianyar. 

Perjalanan bisa memakan waktu sekitar 2,5 jam dari Kota Denpasar.

Maka dari itu, atas usul kakak tingkat yang ikut dalam trip ke Karangasem ini, kami memutuskan untuk menginap satu malam di Kintamani.

Perjalanan ke Tianyar dari Kintamani

Daripada berangkat dari Denpasar dan harus melewati jalanan yang sama ketika kembali, kami akhirnya memutuskan untuk melalui jalur Kintamani-Tejakula-Kubu. Tujuannya supaya bisa merasakan suasana yang berbeda.

Kami pergi berempat, dua orang yang merupakan kakak tingkat dan satunya lagi adalah adik tingkat saat berkuliah dulu.

Ternyata meski bertahun-tahun tak jumpa, kami masih diberi kesempatan untuk berpergian bersama terlepas dari kegiatan kampus seperti dulu.

Aku memutuskan untuk memesan penginapan yang paling murah karena kami baru tiba saat matahari mulai terbenam. Percuma menyewa penginapan yang fancy, karena pagi-pagi harus segera berangkat ke Tianyar.

Pukul 7 pagi, kami bersiap berangkat ke Tianyar dari Kintamani. Pagi itu sangat dingin sekali, bahkan mulutku ikut berasap ketika menghembuskan nafas.

Savana Tianyar
Perjalanan Kintamani-Tianyar

Di daerah kaldera, suasananya masih berkabut, mentari tampaknya masih malu untuk menyambut pagi. Di perjalanan naik ke atas, tampak petani bawang sedang menyiram kebunnya sepagi itu.

Semakin naik, langit tampak cerah kemudian kembali berkabut. Kami memutuskan untuk sarapan di salah satu warung nasi ayam setelah melewati beberapa warung yang tutup dan bahkan ada yang belum selesai menanak nasi.

Perjalanan ke Tianyar dimulai, dengan melewati ujung Kintamani menuju Tejakula. Aku cukup kaget harus melewati Tejakula, karena itu adalah daerah Kabupaten Buleleng. Ternyata jalur itu katanya malah yang terdekat.

Jika dari Denpasar ke Tianyar bisa memakan waktu sekitar 2,5 jam, melalui jalur Kintamani, akan jadi menghemat waktu hingga satu jam.

Harga Tiket Savana Tianyar

Savana Tianyar
Suasana di Savana Tianyar.





Cukup bermodalkan google maps, akan mudah untuk sampai ke Tianyar. Perlu diperhatikan, ketika sudah dekat dengan tujuan, ikuti saja penunjuk arah yang diberikan oleh google maps. Kalau lewat, ada jalan lain yang baru. Tapi ternyata lebih sempit dan penuh akan semak-semak.

Ternyata jalan yang sudah terlewat tadi lebih besar dan tidak rusak. Kami bahkan dihadang oleh sapi di tengah jalan dan untungnya si sapi mau mangkir sejenak meski ia sedang asyik berteduh.

Tidak ada biaya masuk di sini. Harga tiket Savana Tianyar terpantau masih gratis. Tapi tetap diharapkan untuk menjaga kebersihan, karena banyak sampah yang berserakan begitu saja di sana.

Ada beberapa warung kecil yang menjual berbagai camilan dan minuman dingin. Harganya dibanderol Rp2.000 hingga Rp10.000. Bahkan di sini ada lumpia dengan motor, meski kami tidak sempat mencicipinya karena pedagangnya yang ‘cabut’ duluan.

Atraksi di Savana Tianyar Karangasem

Atraksi yang ditawarkan oleh Savana Tianyar ini sebenarnya sederhana. Hanya pemandangan lahan tandus, dengan Gunung Agung yang tampak sangat dekat dan jelas.

Savana Tianyar
Suasana di Savana Tianyar.

Ketika sampai sana, suasana terasa ajaib! Ada barisan sapi diantar gembala ke peraduan hingga kuda yang tengah asyik merumput di lahan tandus itu.

Ketika puas berfoto dengan latar lahan tandus tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Sesungguhnya aku agak kecewa karena lahannya tandus. Seharusnya ada ilalang yang lebat seperti yang ada di foto-foto yang tersebar.

Dalam perjalanan pulang, kami akhirnya melewati jalan yang berbeda dari saat berangkat tadi. Ternyata ada ‘harta karun’! Kami menemukan lahan dengan padang rumput lebat, berwarna coklat keemasan dan tampak berkilau akibat sengatan matahari siang itu.

Savana Tianyar
Sisi lain dari Savana Tianyar.

Ternyata ini adalah spot khusus untuk berfoto di Savana Tianyar. Untuk memasukinya, kamu cukup membayar donasi seikhlasnya di kotak yang telah disediakan.

Dari sana, posisi Gunung Agungnya tidak begitu dekat. Ilalang yang kering dan dibiarkan tinggi juga menambah keekostisan. Sungguh perpaduan yang pas untuk mengabadikan sebuah foto.

Tempat ini bahkan kerap digunakan sebagai prewedding Savana Tianyar.

Ternyata Bali punya sabana yang ajaib seperti ini.

Perjalanan kami lanjutan menuju Taman Ujung dan makan siang di Blayag khas Karangasem.

CONVERSATION

5 Comments: