Serayu Pot & Terracotta: Karya Seni dengan Sejuta Makna


Berbicara mengenai Ubud, maka yang terbesit adalah tempat yang tenang untuk wisata alam sekaligus spiritual, menikmati aneka kuliner, dan belanja karya seni khas yang memanjakan mata. Terdapat berbagai macam karya seni yang dapat ditemui di Ubud, sepertihalnya lukisan, tas rotan, hiasan rumah, patung, hingga berbagai pernak-pernik yang menggemaskan. Bukan hal lain jika wisatawan melancong ke Ubud, di sepanjang jalan akan dipenuhi berbagai karya seni yang dijajakan pemiliknya. Lalu apa jadinya jika karya seni yang dijajakan tersebut menjadi salah satu spot instagramable di Ubud? Adalah Serayu Pot & Terracotta, sebuah warung bernama “Serayu” yang menjajakan berbagai macam pot dari gerabah yang dilukis warna-warni. Berbagai pot gerabah yang ditata sedemikian rupa dengan perpaduan warna yang menarik di mata membuat para wisatawan berdatangan dan mengabadikan momen perjalanan mereka dengan latar belakang tumpukan pot tersebut.




Pak Wayan Cameng merupakan seorang seniman dari Ubud sudah sejak lama mendirikan Warung Serayu. Pada mulanya, Pak Wayan memiliki keinginan untuk mengekspresikan karya seni rupanya sebagai karya instalasi yang permanen. Pak Wayan juga mengatakan bahwa sebenarnya, kerjainan pot gerabah ini adalah ‘barang-barang’ biasa yang dapat ditemui di pasar, namun yang membedakan dari karyanya adalah pot yang dilukis dengan motif dan warna yang menarik serta ditumpuk dan digantung sehingga membentuk karya instalasi yang memikat mata. “Serayu” sebagai nama warungnya memiliki filosofi tersendiri, yaitu salah satu nama sungai di India yang diambil spiritnya, yaitu “hiduplah seperti sungai yang mengalir karena hidup harus dijalani sebagaimana melakoninya”.



Awalnya, hanya wisatawan asing yang berminat berkunjung dan membeli pot hasil lukisannya. Kemudian, banyak wisatawan asing tersebut yang mengunggah hasil karya dan warungnya di sosial media. Semakin lama, karena saking populernya orang-orang yang berfoto dengan karyanya, mendatangkan banyak wisatawan dari berbagai kalangan, khususnya anak muda. Warung yang terletak di Jalan Gunung Sari, Peliatan, Ubud ini tepat berada di pinggir jalan. Untuk menuju ke sana dengan google maps, cukup ketik “Warung Serayu”. Karena semakin populernya Warung Serayu ini, akhirnya anak dari Pak Wayan membuatkan instagram dengan nama “@serayupotandterracotta”. Tambahan kata ‘pot’ dan ‘terracotta’ sendiri mencerminkan hasil karya seninya yang berupa pot dan terakota (tembikar yang tidak dilapisi glasir, dibuat dari tanah liat yang dibakar, sehingga warnanya merah kecoklat-coklatan). Semakin hari, semakin banyak yang berkunjung ke tempat ini untuk sekadar foto, bahkan ada yang membuat foto pre-wedding hingga syuting video klip.


Untuk biaya foto, Pak Wayan tidak memungut biaya sepeser pun, bahkan tidak memaksa pengunjung untuk membeli hasil karyanya. Pak Wayan Cameng merupakan sosok yang ramah dan asyik diajak bercengkrama. Pak Wayan selalu mengizinkan pengunjung yang ingin berfoto, asalkan meminta izin terlebih dahulu dan berhati-hati saat mengambil foto. Beliau hanya ingin membuat orang-orang senang karena menikmati karyanya. “Penataan warna dari pot-pot ini juga pakai perasaan, karena hidup kan warna-warni ya!”, ujar Pak Wayan saat ditemui di warungnya. Selain pot & terakota, istri Pak Wayan juga menjual makanan ringan dan nasi bungkus, cocok untuk pengunjung yang kelaparan sehabis berfoto ria. Pak Wayan tak segan menceritakan kisah hidupnya yang menarik serta memberi semangat bagi para pengunjung yang diajak bercengkrama. 



Pak Wayan juga memelihara seekor anjing hitam yang dinamakan Yatim. “Iya, saya namakan Yatim karena saya menemukannya di Pasar Beringkit dan dia sudah tidak punya siapa-siapa. Memelihara anjing menurut saya adalah bagian cinta kasih dari hidup”. Jelas Pak Wayan ketika saya bertanya tentang anjingnya yang sungguh besar.




Saat saya ingin membeli salah satu pot yang mungil, karena tertarik dengan gambarnya, Pak Wayan menolak dengan alasan “Hayooo…, jangan beli barang-barang yang gak guna gini, mau dipakai apa memangnya?”, ujar beliau sambil terkekeh. Saya tertawa, lalu saya bilang bahwa saya memang suka mengoleksi barang-barang yang unik, bukan hanya ini saja yang pernah saya kumpulkan. Akhirnya Pak Wayan mengizinkan saya membeli pot-nya yang berwarna coklat dengan lukisan bunga teratai. Saya memilih model pot ini karena kesannya sederhana. Pak Wayan kembali bercengkrama, “Nah kalau ini lukisannya juga ada artinya! Jadilah seperti bunga teratai, kadang kita hidup di bawah seperti akarnya, mengambang di tengah seperti daunnya, atau terkadang berada di atas seperti bunganya. Bunga teratai walaupun hidup di tempat yang berlumpur dan kotor tapi tidak pernah basah dan tenggelam”.



Saya tidak bisa berhenti tersenyum dan tertawa sepanjang saya bercengkrama dengan Pak Wayan Cameng. Awalnya saya pikir saya hanya akan berfoto saja tanpa tahu filosofi dari tempat ini. Syukurnya, banyak cerita yang bisa saya dapatkan dibalik warna-warni Serayu Pot & Terracotta. Ubud memang selalu membuat pikiran saya merasa segar dan tak sabar untuk menuliskannya kembali.

CONVERSATION

0 Comments:

Posting Komentar