Jelajah Bukit Kuneer Lawang di Tengah Kebun Teh Wonosari

Bukit Kuneer Lawang

Bukit Kuneer menawarkan pemandangan yang luar biasa. Bagaimana bisa ada bukit menjulang dihiasi hamparan pemandangan kebun teh?

Ini adalah pengalaman pertamaku mengunjungi kebun teh. Jika sebelumnya hanya sempat melihatnya di layar kaca, akhirnya aku berkesempatan untuk mendatanginya langsung.

Kebun Teh Wonosari disebut-sebut telah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. Memang di Malang ini masih banyak jejak-jejak peninggalan dari kolonialisme Belanda. 

Malang memang jadi destinasi yang tepat untuk mencari udara segar karena di sini sangat sejuk. Kota ini juga gampang dijangkau dari Bali dengan menggunakan perjalanan darat dan laut. 

Terletak di dataran tinggi Lawang, Bukit Kuneer Kebun Teh Wonosari tidak hanya menawarkan udara yang sejuk dan hijaunya hamparan perkebunan teh, tetapi sekaligus pemandangan yang memanjakan mata yang tidak akan mudah dilupakan.

Tidak akan mudah dilupakan karena jalan menuju Bukit Kuneer tidaklah gampang. Kamu harus trekking 30 menit hingga paling lama 1 jam untuk sampai ke sini.

Meski terasa sedikit lelah, segalanya akan terbayar ketika sampai di Bukit Kuneer Wonosari ini.

Bagaimana perjalanan di Bukit Kuneer Kebun Teh Wonosari?

 

Akses dan Harga Tiket Masuk Kebun Teh Wonosari

Aku berangkat dari kota Malang sekitar pukul 9 pagi. Terlalu siang sebenarnya, tapi aku memang punya waktu jam segitu. Saat itu hari sabtu. Aku sudah takut bahwa Kebun Teh Wonosari Lawang ini akan ramai. 

Tapi tidak apalah, semoga tidak seramai yang aku bayangkan.

Perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit dari kota Malang. Pergi ke Lawang rasanya memang memakan waktu lebih sedikit dibandingkan wisata ke Batu.

Bulan Juni-Agustus sepertinya memang waktu yang tepat untuk berkunjung ke Malang karena cuacanya cenderung cerah dan tidak begitu dingin. 

Jalanan saat itu di Malang juga tidak begitu macet. Dengan hanya mengandalkan google maps, aku akhirnya sampai di plang bertuliskan Agrowisata Kebun Teh Wonosari.

Untuk bisa sampai di kawasan ini, kamu harus melewati pedesaan dengan jalan-jalan yang cukup berkelok-kelok. Jadi hati-hati ya, apalagi kalau sambil melihat google maps! 

Sebelum menuju loket pembayaran, sepanjang perjalanan dipenuhi oleh pemandangan kebun teh di kiri dan kanannya. Setiap pengunjung yang masuk ke kawasan agrowisata ini harus membayar tiket masuk Rp20.000.

Bukit Kuneer Lawang
Tiket masuk ke Kebun Teh Wonosari

Pengunjung juga harus membayar Rp2.000 untuk retribusi parkir motor dan Rp5.000 untuk mobil. Harga tiket juga bisa lebih murah saat hari biasa, yakni Rp15.000.

Tiket masuk Kebun Teh Wonosari ini juga bisa ditukarkan dengan teh hangat yang diproduksi langsung dari pabriknya sendiri.

Aku memutuskan untuk menukarkan tehnya nanti karena ingin langsung menuju Bukit Kuneer.

 

Jalan Menuju Bukit Kuneer

Sampai di tempat parkir, aku bergegas ke arah kiri, jalannya setapak dan jika diteruskan akan menuju ke kawasan agrowisatanya. Untuk mampir ke sana juga perlu tiket tambahan sekitar Rp10.000. Tapi aku memutuskan untuk tidak ke sana.

Aku ingin coba ke Bukit Kuneer dahulu.

Untuk mencapai Bukit Kuneer, dari kawasan agrowisata itu, berjalanlah ke arah kiri. Jalannya agak nanjak. Kalau bingung pun masih bisa bertanya atau mengandalkan google maps.

Bukit Kuneer Lawang
Petani Kebun Teh Wonosari

Kamu juga harus melewati jalanan menanjak di tengah-tengah kebun teh. Jangan lupa menyapa petani kebun teh yang sudah pasti akan menyambut sapaanmu dengan ramah.

Kadang-kadang juga diajak ngobrol bahasa Jawa walau aku sendiri tidak begitu paham, tapi setidaknya kita sapa saja ya hehe…

Bukit Kuneer Lawang
Jalanan penuh batu kerikil.

Jalanan menuju Bukit Kuneer ini dipenuhi oleh tanah kering dan bebatuan kerikil. Sebaiknya memang harus memakai sepatu ketika trekking ke sini.

Tapi saat itu aku memakai rok dan rasanya aman-aman saja, asalkan masih menggunakan sepatu.

Kendaraan bermotor tidak bisa melewati kawasan ini, hanya motor trail saja. Jika kamu tidak sanggup berjalan, bisa menyewa ojek trail dengan harga Rp50.000 sekali jalan.

Lumayan ya? Mending jalan saja kalau begitu.

Jalanan dengan bebatuan kerikil membuat langkah sedikit lelah. Aku sesekali beristirahat. Perjalanan masih cukup panjang tapi aku tidak ingin menyerah.

Di beberapa pohon juga tertanam arah menuju Bukit Kuneer, tapi penanda ini meragukan. Harusnya belok kiri malah lurus. Entahlah. Lebih baik mengandalkan google maps saja memang.

Di tengah perjalanan aku menemukan batu besar dan mencoba istirahat. Ternyata di belakangnya ada spot foto yang tampak menarik.

Di ujungnya ada satu pohon yang bertengger dengan hijaunya hamparan kebuh teh. Jika menengok ke arah kanan, ada pemandangan Gunung Arjuno yang terlihat jelas.

Bukit Kuneer Lawang
Cakep ya? Pas banget pohonnya di tengah-tengah sana.

Kebun Teh Wonosari ini memang terletak di lereng Gunung Arjuno, maka tak heran jika pemandangan gunungnya tampak jelas.

Aku melanjutkan perjalanan, waktu di google maps menunjukkan 20 menit lagi untuk sampai ke Bukit Kuneer. Rasanya jalanan waktu itu panjang sekali.

Akhirnya aku tiba di pohon yang menunjukkan tanda bahwa Bukit Kuneer ada di sebelah kiri. Kali ini tandanya benar. Aku sudah memastikannya dengan para petani yang sedang berkumpul untuk sarapan.

“Capek ya dek? Mau sarapan?” Tanya bapak-bapak sambil menawarkan kotak bekalnya.

Aku menolaknya secara halus dan mengucapkan selamat menikmati sarapan untuknya.

“Itu tinggal naik lagi dikit sampai Bukit Kuneer,” tambah seorang ibu yang membenarkan pertanyaanku tentang arah ke Bukit Kuneer.

Jalan naik sedikit, akhirnya kelihatan sudah bentuk bukitnya. Pemandangannya sangat berbeda dari kebun teh di bawah.

Kawasan ini benar-benar bukit yang ditanami tanaman teh. Penataannya rapi, sepertinya memang dirawat dengan baik.

Harus nanjak lagi sedikit untuk menuju bukitnya. Akhirnya aku sampai dan langsung istirahat lagi. Maklum, jompo.

Bukit Kuneer Lawang
Tiket masuk ke Bukit Kuneer

Pengunjung juga dikenakan biaya tiket di Bukit Kuneer seharga Rp10.000. Jadi tempat ini memang berbeda dengan kawasan agrowisatanya.

Ada Apa Saja di Bukit Kuneer Wonosari?

Bukit Kuneer Lawang
Selamat datang di Bukit Kuneer!

Bukit kuneer ini memang benar-benar bukit yang ditanami tanaman teh. Di susun sangat rapi sehingga membentuk pola melingkar. Sangat cantik jika dilihat dari atas.

Bukit Kuneer Lawang
Aneka spot selfie di Bukit Kuneer.

Di sini juga banyak spot selfie begitu. Ada yang di atas pohon hingga kincir angin ala Belanda. Tapi yang menyita perhatianku adalah jembatan kayu yang bisa melihat pemandangan dari ketinggian. 

Untungnya waktu itu tidak begitu ramai yang berkunjung ke bukit ini. Mungkin sekitar 5 orang. Spot jembatan ini adalah yang paling bagus untuk berfoto menurutku.

Bukit Kuneer Lawang
Foto dari atas jembatan.

Lebih baik mengambil fotonya ketika berjalanan turun dari jembatan karena pemandangan kebun teh yang berpola terlihat sangat cantik ditambah ada penampakkan Gunung Arjuno juga.

It was a great place!

Cantik sekali.

Aku sangat tidak menyesal menghabiskan waktu dan tenaga trekking ke Bukit Kuneer ini. kamu harus coba jika wisata ke Malang!

Sisa waktu hanya aku habiskan untuk duduk-duduk menikmati pemandangan sebelum turun dan harus trekking lagi.

Ternyata trekking ke bawah rasanya lebih melelahkan. Batu-batu kerikilnya juga rasanya tembus hingga ke kaki. Tapi aku berjalan santai saja karena tidak ada yang dikejar.

Aku memutuskan untuk berjalan ke arah Pabrik Teh Wonosari untuk menukarkan kupon teh panasku.

Tentang Kebun Teh Wonosari

Bukit Kuneer Lawang
Pabrik teh Wonosari.

Kebun Teh Wonosari ini katanya sudah mulai dikelola oleh Belanda sejak tahun 1885 yang kemudian juga turut membangun pabrik tehnya.

Kalau mau tur ke kebun teh hingga melihat proses pembuatan tehnya juga bisa dengan membayar Rp50.000 per orang. Pemesanan tiket bisa dilakukan di hotel sekitar perkebunan teh.

Ada juga atraksi lainnya yang bisa dilakukan di Kebun Teh Wonosari, mulai dari naik kuda, ATV, sepeda dan harus membayar tiket seharga Rp50.000-an juga.

Bukit Kuneer Lawang
Daftar aneka wahana di Kebun Teh wonosari.

Sayangnya aku terlalu lelah untuk melakukan aktivitas lainnya. Jika kembali ke sana, mungkin aku akan mengikuti tur pabrik teh karena sepertinya akan seru sekali untuk wisata edukasi.

Aku juga sempat mengobrol dengan petugas pabrik ketika menukarkan kupon tehku. Ia agak kaget karena aku bilang habis trekking ke Bukit Kuneer. 

Ya, memang memakan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk menuju Bukit Kuneer ini. Katanya waktu yang paling pas ke Bukit Kuneer sih saat sunrise, katanya lebih indah dari pemandangan di Bromo?

Bukit Kuneer Lawang
Habis trekking minum teh panas.

Rasa teh asli Kebun Teh Wonosari ini menurutku sama seperti teh pada umumnya. Tapi bangga dong, katanya teh di sini bahkan sudah diekspor hingga ke Timur Tengah lho!

Sayang sekali, meski pemandangannya sangat indah. Ternyata masih banyak sampah-sampah pelastik yang berceceran di sela-sela tanaman tehnya. Sepertinya ini ulah pengunjung yang membuang sampah sembarangan saat istirahat.

Aku harap saat kita ke sana harus sadar diri membuang sampah pada tempatnya. Paling tidak simpan dulu sendiri sampai menemukan tempat sampah.


Tips berkunjung ke Bukit Kuneer

  • Datang lebih pagi agar tidak kepanasan.
  • Pakai sepatu yang nyaman untuk trekking.
  • Pakai baju yang nyaman agar leluasa bergerak.
  • Bawa air minum/camilan secukupnya karena di atas tidak ada warung. Hanya menjual air minum saja.
  • Lebih baik ke toilet dulu sebelum nanjak, karena toilet akan susah di atas.
  • Bawa uang cash untuk pembayaran tiket.
  • Kalau mau makan siang di area parkir ada banyak warung makan.

Transportasi ke Kebun Teh Wonosari

Memang lebih baik kalau naik kendaraan pribadi jika berkunjung ke sini. Namun, kamu juga bisa menggunakan transportasi umum.

Kalau yang aku riset, katanya kamu juga bisa naik kereta api dari Stasiun Malang menuju Stasiun Lawang. 

Naik Kereta Api Indonesia (KAI) dari Malang ternyata semudah itu. Tapi sayangnya jadwalnya tidak banyak. 

Aku sempat cek jadwal di KAI Access dari Malang ke Lawang itu hanya ada pukul 16.30. Yah, mesti hanya menempuh jarak kurang dari 30 menit, tapi kan kebun teh ini buka hanya sampai jam 5 sore saja.

Mungkin kamu bisa menginap di hotel seputaran Kebun Teh Wonosari saat sampai sore hari dan mulai jelajah sekitar saat pagi hari. Bisa dapat sunrise juga kan? Tidak ada ruginya.

Dari stasiun Lawang, kamu bisa ambil angkot jurusan Wonosari. Aku membayangkan perjalanan ini pasti akan seru sekali! Haha.

Pengalaman yang sangat berkesan berkunjung ke Kebun Teh Wonosari ini. Apakah kamu tertarik jalan-jalan ke sini jika ke Malang?

CONVERSATION

6 Comments: