Daerah Kintamani memang lagi seru-serunya untuk di jelajahi. Mungkin cerita di bawah ini hanya sebagian dari banyak hal yang belum diketahui …Ingin hidup bebas, jauh dari tuntutan dan melepaskan segalanya
Hutan
pinus dijadikan spot instagramable di
seluruh pelosok dan dirasa kekinian untuk menambah stok foto. Mungkin terdapat
banyak hutan pinus di Bali, tetapi sayangnya masih belum dikelola agar apik
seperti di daerah-daerah lain. Jika yang lebih dikenal adalah “Hutan Pinus Kintamani”,
maka Hutan Pinus ini terbilang masih belum diketahui banyak orang, yaitu di
Desa Manikliyu.
![]() |
Buah Pinus dan pemandangan Hutan Pinus Manikliyu |
Desa
ini sebenarnya mudah diakses melalui google
maps. Kebetulan kami menempuh perjalanan melintasi Payangan, Gianyar dan
itu memang untuk yang pertama kalinya. Perjalanan berbeda dari yang biasa, karena
daerah Payangan ke depan masih dengan suasana asri dan “desa banget" yang sekaligus
membuat kita menenangkan pikiran karena bebas macet walaupun medan yang cukup
menegangkan (naik-turun). Memasuki daerah Kintamani, hawa dingin mulai merasuki
dan kanan kiri sudah terlihat kebuh jeruk sebagai pemanis, namun sayang belum
musim berbuah.
Memasuki
Desa Manikliyu yang notabene lenggang dan hanya sedikit orang yang melintas,
sekilas memang ada sedikit rasa takut karena berada di tempat yang cukup sepi. Kebanyakan
rumah-rumah nya sederhana serta bangunan sekolah ala daerah terpencil. Tapi sayangnya
kami pun tak sempat mengambil foto seputaran Desa, karena was-was tidak akan sampai ke tujuan utama yaitu, Hutan Pinus.
![]() |
Jalanan sepi dengan udara yang menyegarkan |
Sempat
tersesat karena mengikuti google maps “Desa
Manikliyu” yang membawa kami menuju jalan di antara ilalang tinggi, akhirnya
dengan setengah putus asa kami mengganti location
dengan “Spot Foto Manikliyu” dan akhirnya mulai terlihat barisan pohon-pohon
pinus yang menanti.
Disuguhkan
pemandangan yang tak biasa, yang jarang kami lihat menimbulkan kesan “wah” yang
mendalam. Yup! Sepanjang jalan dikelilingi pepohonan pinus yang menyejukkan
mata. Tapi, memang sayang belum dikelola dengan baik. Akses masuk ke hutan
tidak cukup sulit, tetapi tertutupi semak-semak yang rimbun membuat enggan
untuk menyusuri lebih dalam. Cukup seru untuk melancong ke sini karena bisa
foto-foto sepuasnya, bahkan di tengah jalan! Dan jika jalan keluar, tidak jauh
dari Batur dan bisa melanjutkan perjalanan pulang lewat Ubud atau pusat Kota
Bangli.
Pengalaman penuh liku, akhirnya terbayarkan untuk merasa (sementara) bebas dari hiruk-pikuk rutinitas.
0 Comments:
Posting Komentar