Pengabdian itu bukan paksaan, tapi sebuah kenikmatan yang datang dari hati.
Itulah sepenggal kalimat yang terbesit
dalam pikiranku ketika selesai menjalankan program pengabdian ini. Kalau
biasanya hanya bisa ikut pengabdian di daerah asal, kali ini aku dapat
kesempatan untuk pengabdian di luar pulau daerahku. Sungguh pengalaman yang
luar biasa meskipun hanya 7 hari tinggal di sana. Jadi, ini ceritaku dari sebuah
desa yang ramah di Nusa Tenggara Timur…
Ketika melihat iklan di instagram yang
memuat pengabdian di Labuan Bajo, tanpa pikir-pikir aku langsung mendaftar.
“Siapa sih yang ngga mau ke Labuan
Bajo?” aku bergegas mendaftar dan melihat berkas yang harus dipenuhi. Memang
tidak banyak yang harus disiapkan. Para pendaftar hanya perlu mengisi formulir
yang memuat beberapa pertanyaan. Pertanyaannya pun hanya seputar mengenai “diri
sendiri” dan bagaimana pengetahuan mengenai lokasi pengabdian.
Memang terlihat
sederhana, tapi aku yakin seleksinya ngga
mudah, karena terbuka untuk pemuda/i di seluruh Indonesia. Kita juga
diminta untuk mengunggah twibbon sebagai pemberitahuan bahwa sudah mendaftar
menjadi peserta. Setelah berkas dikirim, peserta akan diseleksi menjadi 70
besar kemudian diwawancara via telpon hingga akhirnya terpilih 20 orang terbaik
dan terbagi menjadi dua, yaitu; 10 orang di Labuan Bajo dan 10 orang di lokasi
lainnya yaitu Bulukumba.
Setelah resmi menjadi Tim Nays Social
Project (NSP) Labuan Bajo, yang diselenggarakan oleh organisasi National Youth
Inspiration (NAYS), kami sebanyak 10 orang dibagi lagi menjadi empat divisi.
Adapun divisi yang terbagi adalah bidang; pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
lingkungan mengingat empat komponen ini memang yang paling urgent untuk diterapkan di lokasi pengabdian.
Sebelum berangkat,
kami mendapat sisa waktu selama satu bulan untuk mempersiapkan program. Tidak
pernah bertatap muka sebelumnya, apalagi saling kenal, kami hanya berkomunikasi
via chat WA saja. Tapi keterbatasan
ini untungnya tidak melunturkan semangat kami dan tetap rutin menjalankan komunikasi
via chat. Bahkan panitia juga selalu
membantu kami jika kesulitan dan tidak pernah absen merespon pertanyaan serta
membantu kendala yang dihadapi. Aku akui, bahwa tim panitia NAYS dalam menjaga komunikasi
memang patut diapresiasi.
Volunteer dan Panitia Nays Social Project |
Tim yang hanya berjumlah 10 orang dan tidak perlu
mengeluarkan biaya akomodasi, karena sudah ditanggung dari NAYS, ketika dibagi
menjadi empat divisi, hanya beranggotakan 2-3 orang. Bisa dibayangkan ketika
menjalankan kegiatan sebanyak empat program bukanlah hal yang mudah. Bersyukur
pula, orang-orang yang bergabung ini sudah memiliki pengalaman dalam pengabdian
dan tidak menjadi masalah dalam menjalankan program.
Kegiatan NSP ini juga
membuka jalur self funded sehingga
anggota kami bisa bertambah. Sembari menunggu waktu kegiatan pengabdian, kami
juga menyusun program, membuat rancangan anggaran, hingga membuka donasi.
Program-program yang kami rancang bukanlah program yang hanya “sekadar jalan”,
melainkan program yang realistis dan impact-nya
bisa bermanfaat untuk masa depan lokasi pengabdian.
Volunteer bersama barang donasi |
Tanggal 5 November 2018, adalah hari
keberangkatan kami ke Labuan Bajo. Semua volunteer dan panitia berkumpul di
Bali. Meskipun hanya intens berkomunikasi via chat, kami tidak terlihat canggung sama sekali. Hal ini juga
mempermudah kami mengakrabkan diri. Perjalanan sekitar satu jam, kami tiba di
Bandara Komodo dan sudah dijemput oleh Kepala Desa untuk menuju lokasi
pengabdian.
Desa yang menjadi lokasi pengabdian kami adalah Desa Nggorang,
Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tidak terlalu
jauh dari Bandara, kami tiba di Desa Nggorang saat sudah petang. Kami juga
diberi tempat tinggal di salah satu rumah warga yang sangat layak dan tentunya
sangat ramah pada kami. Malam itu, kami mulai briefing dan istirahat untuk mempersiapkan acara penyambutan dan
survey di lokasi pengabdian.
Selasa, 6 November 2018. Jam 7 pagi
kami sudah bersiap ke Balai Desa Nggorang untuk bersih-bersih. Langit sangat cerah saat itu dan semburat cahaya matahari yang memantulkan jajaran
bukit turut menandakan hari yang masih pagi. Anak-anak mulai bergegas ke
sekolah. Matahari sepagi itu sudah terasa menyengat.
Dalam perjalanan ke Balai
Desa, kami melewati komplek sekolah. Tampak anak-anak SMP dan SMA sedang duduk
menunggu bel masuk. Tak lupa kami tersenyum pada mereka dan mereka membalas
dengan sapaan “Pagi kak!”. Di sisi lain pun masyarakat juga ikut menyapa kami
dengan keramahannya.
Setelah balai desa terasa bersih, kami memulai acara
penyambutan yang dihadari oleh perangkat desa dan stakeholder dari Desa Nggorang. Kami juga diajak berdiskusi dengan stakeholder tersebut seputar
permasalahan empat bidang pengabdian. Setelah itu, masing-masing dari divisi
melakukan survey ke masyarakat guna memperoleh relevansi dari program yang
sudah direncanakan.
Tanggal 7 hingga 9 November merupakan
hari yang sangat padat bagi masing-masing divisi karena semuanya menjalankan program secara serentak. Di sini aku akan mencoba mengulas program masing-masing
dari divisi NSP Labuan Bajo;
Divisi
Kesehatan
Divisi kesehatan terdiri dari tiga
orang dan memang berkecimpung sebagai tenaga kesehatan. Masing-masing dari mereka
adalah dokter umum, dokter gigi, dan bidan. Adapun program yang dilaksanakan
adalah;
1. Pelatihan
Pertolongan Pertama
Pemaparan materi pertolongan pertama langsung dari dokternya |
Praktek langsung pertolongan pertama dibantu oleh volunteer |
Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa mengenai
pertolongan pertama. Program
yang dikemas melalui penyuluhan dan praktek pelatihan
pertolongan pertama ini dilaksanakan di SMA 2 Komodo.
Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk membangun kesadaran anak dan meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya
kesehatan gigi dan mulut sedari dini. Program ini dilaksanakan di SD Inpres Nggorang
dengan menyasar anak-anak kelas 3 SD yang berjumlah 10 orang. Kegiatan ini
dikemas dengan penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi bersama.
Cek kesehatan gratis |
Kegiatan
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
mengenai kesehatan serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Adapun program
yang dilakukan adalah cek kesehatan dan konsultasi kesehatan gratis. Program ini
terbuka untuk siapa saja di Desa Nggorang.
4. Mama Sigap
Kegiatan
yang menyasar ibu dan kader kesehatan ini bertujuan untuk mengajak, penyegaran dan melatih ibu dan kader kesehatan untuk melakukan deteksi dini dan
optimalisasi tumbuh kembang putra/putri mereka di masa golden period. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan Posyandu desa.
Kegiatan Posyandu |
Selain kegiatan di atas, divisi
kesehatan juga melakukan home visit
untuk melakukan cek kesehatan gratis pada warga yang benar-benar membutuhkan.
Divisi
Lingkungan
Divisi yang terdiri dari dua orang ini
menjalankan program yaitu;
1. Bakti Sosial
gotong royong membersihkan sampah |
Pemasangan plang larangan membuang sampah |
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan
semangat masyarakat untuk cinta lingkungan melalui gotong toyong untuk
menyelesaikan permasalahan sampah. Kegiatan ini dilakukan dengan bakti sosial
dan membuat plang larangan membuang sampah.
2. Hidroponik
Pemaparan mengenai hidroponik |
Praktek langsung membuat hidroponik |
Program yang menyasar siswa-siswi SMA 2
Komodo ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem berkebun dengan hidroponik dan
memanfaatkan botol pelastik bekas. Program ini juga dipraktekan langsung oleh
Divisi Lingkungan.
Divisi
Ekonomi
Divisi ekonomi terdiri dari dua orang
dan sudah memiliki pengalaman dalam bidang ekonomi. Adapun program yang sudah
dijalankan adalah;
1. Wiratama
(Pelatihan Wirausaha Tangguh dan Mandiri)
Pemaparan materi wirausaha |
Membuat BMC (Business Model Canvas) |
Program
ini bertujuan untuk menanamkan serta menumbuhkan semangat berwirausaha kepada
generasi muda. Program ini dikemas dengan materi “Manajemen Usaha” dan materi
pemasaran melalui digital marketing
dan branding strategy dengan menyasar
siswa-siswi SMA 2 Komodo. Setelah pemaparan materi, peserta dibagi menjadi
beberapa kelompok dan membuat BMC (Business
Model Canvas) yang kemudian akan dipresentasikan. BMC ini memuat ide usaha
dari potensi lokal yang terdapat di Desa Nggorang.
2. Pelatihan
Pembuatan Produk
Pemaparan membuat Keripik Beraso |
Pemaparan membuat sambal ikan |
Pengemasan produk |
Praktek pembuatan radhong |
Program ini dibagi menjadi pembuatan keripik beraso, pembuatan radhong, dan pembuatan sambal ikan yang bertujuan untuk membuat produk yang bernilai jual tinggi. Pembuatan kripik beraso dan sambal ikan menyasari ibu-ibu PKK dan diberikan pembekalan pembuatan produk hingga packaging. Selain itu, pembuatan radhong menyasar siswa dan siswi SMA 2 Komodo yang memanfaatkan daun kering dan diberi KOH hingga menjadi sebuah gantungan kunci.
3. Pasar Murah
Tujuan
dari program ini adalah menjual pakaian layak pakai dengan harga terjangkau. Hasil
dari penjualan ini akan diberikan ke Desa untuk menunjang kebutuhan Desa dan
program Rumah Inspirasi yang berkelanjutan.
Masyarakat desa memilih pakaian |
Selain program-program di atas, divisi ekonomi juga mengadakan donasi sembako untuk warga desa yang membutuhkan.
Divisi
Pendidikan
Divisi pendidikan terdiri dari 4 orang
dan programnya lebih banyak menyasar anak-anak sekolah. Adapun program-programnya
yaitu;
1. Kelas
Lingkungan
Program
yang juga bekerjasama dengan divisi lingkungan, memiliki tujuan yaitu; berusaha
untuk menjaga lingkungan sekitar melalui kegiatan pencegahan dan pemulihan. Dalam
program yang menyasar anak-anak kelas 5 SD Inpres Nggorang yang berjumlah 50
orang, divisi pendidikan menyampaikan materi berupa FGD dengan media gambar dan
poster. Di sisi lain, divisi lingkungan melakukan aksi yaitu membuat prakarya
dari barang bekas.
![]() |
FGD dengan materi poster 3R (Reduce, Reuse, Recycle) |
![]() |
Membuat prakarya dari barang bekas |
2. Bidik Mimpi
Pemaparan beasiswa dan perguruan tinggi |
![]() |
Siswa yang sharing mengenai perkuliahan dan beasiswa |
Anak-anak yang menggambar cita-cita |
Program
ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan semangat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi sekaligus memberikan informasi beasiswa. Program ini dibagi
menjadi
beberapa sub program yaitu; pemaparan materi mengenai mimpi dan
cita-cita, informasi
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan informasi
beasiswa yang menyasar siswa-siswi
kelas 3 SMA 2 Komodo. Selain itu, menggambar
cita-cita di atas kain menyasar anak-anak SD di
Desa Nggorang. Diharapkan melalui
program ini, siswa-siswi SMA yang akan segera lulus bisa
meneruskan
cita-citanya dengan berkuliah. Mereka juga tampak antusias pada sesi diskusi
dengan menyampaikan masalah dan cita-cita untuk meraihnya. Selain itu,
anak-anak SD juga
antusias menggambar cita-citanya.
3. Kelas Kebangsaan
Belajar menyanyi lagu Indonesia Pusaka dan Garuda Pancasila |
Permainan dadu Pancasila |
Nonton film bersama warga |
Program
ini bertujuan untuk menumbuhkan nasionalisme yang berlandaskan Pancasila dengan
dikemas melalui permainan dadu dan menyanyi lagu nasional. Program yang
menyasar anak-anak di Desa Nggorang tampak antusias dan sudah memahami
butir-butir Pancasila dalam permainan dadu yang tiap sisinya terdapat lambang
Pancasila. Selain itu mereka juga semangat dalam menyanyikan lagu Indonesia
Pusaka dan Garuda Pancasila. Selain itu program ini dibarengi dengan nonton film yang bertemakan Tanah Air
4. Rumah
Inspirasi
![]() |
Proses pembuatan Rumah Inspirasi dan penerapannya |
![]() |
Belajar menulis di Kelas Literasi |
![]() |
anak-anak yang membaca di Rumah Inspirasi |
Program
yang bertujuan sebagai wadah mengembangkan budaya literasi melalui perpustakaan
kecil ini merupakan program yang rangkaiannya paling panjang. Sebelum berangkat, kami mengumpulkan donasi buku dari
seluruh Indonesia. Buku yang didonasikan berupa buku pelajaran sekolah hingga
buku cerita anak, remaja, dan pengetahuan umum.
Selain itu, kami juga merenovasi sebuah ruangan
untuk menjadi perpustakaan kecil. Mulai dari membersihkannya, membuat rak,
menyusun buku, hingga menghias ruangan agar terasa nyaman. Selain itu terdapat
pula sub program “Kelas Literasi” yang mengajak anak-anak untuk belajar
mengenal huruf, membaca dongeng, hingga menulis pantun dan cerita. Mereka tampak
antusias dan berbakat dalam menulis pantun dan cerita! Diharapkan ke depanya
warga Desa Nggorang dapat mengakses pengetahuan melalui donasi buku tersebut. Selain
itu donasi buku ini juga akan terus berlanjut sehingga buku-buku di Rumah
Inspirasi akan terus bertambah.
Selain itu, divisi pendidikan juga mengadakan donasi seragam untuk anak-anak sekolah yang belum punya seragam sekolah.
Begitulah program-program yang sudah
berjalan pada Nays Social Project #1 di Labuan Bajo. Kegiatan yang padat dari
sebelum berangkat hingga pulang benar-benar pengalaman yang luar biasa untuk
para volunteer. Besar arapannya
kegiatan yang sudah diimplementasikan dapat bermanfaat dan berkelanjutan untuk
warga Desa Nggorang.
![]() |
Desa Nggorang masih membutuhkan bantuan kita! |
Selain itu, masih ada crowdfunding yang membuka donasi untuk membangun salah satu sekolah di Desa Nggorang. Sekolah yang belum punya gedung yang layak serta ruang kelas bahkan fasilitas yang memadai masih membutuhkan bantuan dari kita yang peduli! Untuk yang ingin mengulurkan tangannya bisa melalui link kitabisa.com/bantubangunsekolahku
Ada juga crowdfunding untuk renovasi Masjid di Wae Jare, Sono Nggoang, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang kondisinya sudah tidak layak untuk kegiatan Masjid dan beribadah. Bagi yang ingin membantu bisa melalui link
Cukup sekian dari tulisan blog terpanjang
yang pernah aku buat. Tak lupa juga aku sangat berterima kasih pada para
donatur yang sudah berdonasi melalui para volunteer
atau bahkan melalui aku sebagai perpanjangan tangan. Semoga para donatur ada
yang membaca ini dan tetap berbuat baik untuk siapa saja yang membutuhkan
karena “satu kebaikan pasti akan melahirkan kebaikan lainnya”.
###
Prouuuuud of yuu amesssssss ����������
BalasHapus