Lalu-lalang kendaraan bermotor kerap kali memadati Kota Denpasar, tak sedikit orang yang memiliki aktivitas tersendiri. Di balik padatnya kota, masih terdapat para kusir yang menarik dokarnya dengan kaki-kaki kuda yang masih bersenandung tuk..tik..tak..tik..tuk..”
Demi
menarik minat masyarakat untuk mengenal kembali transportasi tradisional delman
atau yang lebih dikenal dengan “dokar” di Bali, Pemerintah Kota (Pemkot)
Denpasar menggerakan program “Denpasar Heritage
City Tour”. Melalui konsep keliling kota sesuai rute yang telah ditentukan
dengan dokar hias sebagai ciri khas, memiliki harapan yang besar untuk
memperkenalkan dokar yang hampir terancam punah. Bertempat di Kantor Tourist Information Centre (TIC)
Denpasar, setiap hari sabtu dan minggu, pukul 09.00 hingga 15.00 WITA, delapan
(8) kusir dokar siap mengantar masyarakat (wisatawan) untuk tur keliling Kota
Denpasar sesuai rute yang telah ditentukan. Adapun rute keliling kota dengan
menggunakan dokar hias ini dimulai dari Kantor TIC Denpasar, kemudian menyusuri
Museum Bali, Pura Jagatnatha, Puri Agung Jrokuta, Pasar Badung, Jalan Gajah
Mada, Kawasan Catur Muka, Hotel Inna Bali, hingga kembali ke Kantor TIC
Denpasar. Berbagai tempat tersebut memiliki sejarah bagi Kota Denpasar sendiri
yang kemudian dikembangkan menadi “Denpasar
Heritage City Tour” untuk keperluan pariwisata.
![]() |
Pada
kenyatannya, ternyata tidak banyak yang mengetahui keberadaan dokar hias di Denpasar
ini berdasarkan survey yang dilakukan di Instagram. Terdapat 64% netizen yang tidak mengetahui program
ini dan sebanyak 93% netizen ingin
mencoba menaiki dokar hias. Sebagai pengembangan inovasi pariwisata Kota
Denpasar, program “Denpasar Heritage City
Tour” digratiskan untuk masyarakat yang ingin merasakan euforia menaiki
dokar hias. Melalui program “Denpasar Heritage
City Tour” ini menjadikan pariwisata berbasis budaya untuk memperkenalkan
kembali latar belakang dari Kota Denpasar itu sendiri. Adapun dokar hias yang
dipekerjakan oleh Pemkot Denpasar sebanyak delapan (8) kusir yang memang dalam
pekerjaan sehari-harinya adalah seorang kusir dokar. Setelah digelar launching layanan angkutan dokar hias
pada 13 Oktober 2017 oleh Dinas Pariwisata Daerah Kota Denpasar, selain
memiliki tuuan untuk meningkatkan destinasi pariwisata, dokar hias dapat
membangkitkan kembali eksistensinya sebagai transportasi tradisional serta
memberikan penghargaan kepada kusirnya dengan biaya yang memadai. Hal ini
disampaikan pula oleh Ketut Nedeng yang merupakan kusir dokar hias dalam
program “Denpasar Heritage City Tour”.
![]() |
Bapak Ketut Nedeng, Kusir Dokar Hias |
…Emang jarang yang mau naik dokar sekarang. Saya sehari-hari memang jadi kusir, senin-jumat di jalanan, biasanya ngangkut belanjaan orang di Pasar itu malem-malem. Sabtu-Minggu baru saya ke kantor (TIC Denpasar) itu. Enaknya kerja sekarang keretanya udah atasan yang ngasi, Kudanya juga saya baru beli di Kepaon. Sekarang dari Pemkot dokarnya buat pariwisata biar gak ilang dokarnya. Tapi kusir gak boleh minta uang dari wisatawan, udah atasan yang ngasi, kecuali kalau sukarela… (Kutipan Wawancara, Bapak Ketut Nedeng, Kusir Dokar Hias, 12 Mei 2018).
![]() |
Pengunjung melakukan registrasi |
Sebelum
pengunjung yang berminat menaiki dokar hias, harus melakukan registrasi untuk
keperluan administrasi. Setelah itu, pengunjung akan langsung diperbolehkan
menaiki dokar sesuai pilihan. Apabila pengunjungnya ramai, maka harus antre
untuk menunggu dokar yang sudah selesai. Hari sabtu pun cukup banyak pengunjung
yang tertarik menaiki dokar seperti para orang tua yang mengajak anak-anak
maupun cucu-cucunya sepulang sekolah. Melalui program “Denpasar Heritage City Tour” ini memiliki harapan
yang besar untuk melestarikan dokar agar tidak punah. Selain berkeliling dengan
tidak dipungut biaya sama sekali, pengunjung terkadang memberikan ‘ongkos’
secara sukarela untuk para kusir yang telah mengantar keliling kota. Adapun pengalaman
menaiki dokar hias disampaikan langsung oleh pengunjung yang baru turun dari
dokar;
…iya karena anak saya penasaran dari dulu, dan sudah mencoba sampai 2 kali, Saya taunya dari hanya melihat dan melewati kok banyak dokar dan perasaan nya setelah saya dan anak saya menaiki dokar sangat senang, dengan adanya dokar seperti ini dapat membuat anak-anak lebih tau tentang transportasi dokar dan sekalian liburan… (kutipan wawancara, Ibu Sukma, Wisatawan, 12 Mei 2018).
“…kesan pesan saya setelah menaiki dokar sangat asik.. bersama kedua cucu saya, dan yang 3 cucu saya ada di Kupang, dan cucu saya merasa senang juga dan enak, saya sudah menaiki dokar 2 kali, dan harapan dari saya yahh gimana yahh..yahh kusirnya kasih lahh meskipun gak ada aturan dan udah di gaji dari pemerintah. yahh sukarela dan secara batiniyah yah daripada gendong sampai Gajah mada harga 100.000 mau gakkk…?, wahh bukan bagus lagi dengan adanya pelestarian dokar ini…”(kutipan wawancara, Pak Lane, Wisatawan, 12 Mei 2018).
Melalui
dokar hias ini, besar harapan untuk menarik perhatian masyarakat untuk menaiki
dokar yang hampir ditinggalkan karena maraknya penggunaan kendaraan bermotor. Meskipun
saat ini menjadi kebutuhan rekreasi, melalui program “Denpasar Heritage City Tour” besar implikasi ke
depannya untuk mempertahankan eksistensi dokar sembari mengenal kawasan
bersejarah di Kota Denpasar.
0 Comments:
Posting Komentar