Wisata Hatta Dubai: Planet Lain di Tengah Metropolitan Kota

Hatta Dubai

Hatta Dubai tour adalah pelarianku saat tengah bekerja di Dubai. Gedung-gedung tinggi ternyata bukan jadi pilihanku untuk menghabiskan hari libur. 

Dubai ternyata bukan hanya tentang kemewahan dan kemegahan. Ada proyek wisata baru Dubai yang sukses membuat aku terkesima. 

Berikut pengalaman wisata ke Hatta Dubai selama seharian!

Awal Februari adalah kali pertama aku berpergian keluar kota dengan upaya sendiri. 

Jika sebelumnya hanya bergantung dengan atasan tempatku bekerja, kali ini aku ingin coba berplesir yang jauh.

Jangan hanya Safari Tour atau mengagumi Burj Kalifa saja jika ke Dubai.

Ternyata ada banyak tempat wisata lain yang bisa menyegarkan pikiran. Salah satunya adalah proyek pariwisata puncak eksotis Hatta yang kuhampiri ini.

Bagaimana cara ke Hatta dari Dubai?

Hatta Dubai
Perjalanan menuju ke Hatta Dubai.

Nothing is impossible in Dubai memang benar adanya. Tidak ada yang tidak mungkin di sini.

Mereka bahkan bisa menyulap lahan gurun menjadi kota metropolis. Perjalanan dari Dubai ke Hatta memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Tidak ada jalur metro atau kereta ke Hatta. Naik taxi mungkin jadi pilihan, tapi pasti akan memakan banyak Dirham. 

Memesan paket tour di Dubai adalah pilihan pas. Salah satu rekan kerjaku pernah menyarankan pakai Klook.

Aku lantas mengunduh apilkasi Klook dan langsung terkoneksi dengan paket tour Dubai yang beragam. 

Syukurnya aplikasi ini menggunakan Rupiah untuk pembayarannya. Jadi otakku tak perlu mengalikan Dirham ke Rupiah. 

Hidup di Dubai memang serba mahal dan bikin heran. Atau mungkin memang aku saja yang kolot, selalu mengalikan apa pun dengan Rupiah. 

Padahal katanya tak perlu mengonversi mata uang ketika berada di luar negeri. Hal itu hanya bikin pusing dan menyayat hati.

Dengan menggunakan Klook Dubai memang memudahkan perjalanan. Ini sama sekali bukan di-endorse ya! 

Biaya paket tour Hatta adalah Rp808,006 yang kemudian dicoret menjadi Rp427,799. 

Entah ini teknik promosi atau bagaimana, tapi tanpa pikir panjang aku langsung book saja.

Dengan biaya segitu, aku sudah mendapatkan antar jemput dengan mobil dan sopir yang merangkap sebagai tour guide

Mobil yang ku dapat adalah Toyota Land Cruiser jadi lumayan besar dan luas.

Seharusnya paket tour Klook Dubai ini adalah tipe sharing tour. Jadi kita bisa saja bercampur dengan wisatawan lain. 

Beruntungnya saat itu tidak ada orang lain, jadi aku hanya berdua saja dengan temanku Chandra.

Lalu apa saja yang ada di Hatta?

Pengalaman Menggunakan Klook ke Hatta Dubai

Sebelum memulai perjalanan, ada baiknya aku menceritakan pengalaman menggunakan Klook di Dubai

Waktu itu aku dijemput sekitar jam 8 pagi. Setelah sebelumnya aku memesan paket tur ini sangat mepet, yakni H-1.

Aku pikir ini tidak akan berhasil karena hingga malam hari aku tidak mendapatkan konfirmasi apa pun dari pihak Klook.

Aku sangat sibuk meneror customer service hingga akhirnya tepat pukul 12 malam, ada yang menelpon dan mengaku sebagai sopir dan guide-ku ke Hatta.

Akhirnya aku bisa bernafas lega. Syukurnya saat itu aku masih terjaga untuk bekerja hingga bisa mengangkat telepon di tengah malam.

Kenapa sih pihak Klook ini sangat meresahkan pelayanannya? Entahlah, mungkin karena murah. Setidaknya yang pasti aku bisa liburan!

Sopir kami bernama Abdul. Perawakannya kecil dan kurus, tapi terlihat memiliki energi yang besar. Ia berasal dari Pakistan. 


Hatta Dubai
Abdul, sopir kami saat ke Hatta.

Sejauh ini setidaknya ada lima orang yang mengaku dari Pakistan, entah ia menjadi sopir taxi atau pekerja lainnya di Dubai.

Abdul mengatakan bahwa tempat tinggal kami sangat jauh. Betul saja, karena kami memang tinggal di kawasan Expo Village yang bahkan menjadi tempat pemberhentian terakhir metro.

Abdul cukup banyak berbicara. Ia ramah. Tapi malah kami jadi tidak enak karena sedikit menanggapinya. 

Aku dan temanku memang pendiam, ditambah lelah sehabis bekerja semalaman agar bisa liburan.

Di sepanjang perjalanan, Abdul banyak menjelaskan berbagai tempat yang kita lewati, atau fakta-fakta unik tentang Dubai.

Aku senang berbicara dengan Abdul karena ia blak-blakan dan lucu. Ia juga cerita tentang anggota keluarganya yang banyak di Pakistan dan hobinya menonton film Bollywood hingga jam tiga pagi.

Dari sepanjang perjalanan sebelum mencapai perbatasan, aku baru mengetahui bahwa di Dubai ada pembagian kompleks perumahan berdasarkan kasta.

Misalnya di bagian kiri adalah perumahan untuk Emirati (orang Arab) yang kaya. Sedangkan di sebelah kanan adalah kompleknya para pendatang yang tempat tinggalnya lebih pada apartment kecil.

Katanya membeli rumah atau tanah di Dubai sangat mahal bagi perantau seperti Abdul. 

Tapi sepertinya dia memang menikmati perantauannya di Dubai. Kapan lagi bisa hidup di Tanah Arab yang menawarkan kemewahan?

Melihat Pemandangan Gurun dan Gunung di Sepanjang Perjalanan

Hatta Dubai
Perjalanan ini penuh gunung batu dan gurun.

Setelah melewati jalan raya besar dengan gedung-gedung di sebelah kiri dan kanannya, akhirnya aku tiba di kawasan yang dipenuhi gurun pasir dan rock mountain di sepanjang perjalanan.

Itu artinya sebentar lagi aku akan sampai ke Hatta. Kata Abdul, kawasan ini sangat dekat dengan Oman. Pantas saja vibes-nya terasa sama. Kawasan pegunungannya disebut dengan Al Hajar Mountains.

Di kawasan pegunungan ini, juga ada tulisan ala-ala Hollywood seperti di Amerika, tapi dengan tulisan “HATTA” tentunya.

Hatta Dubai
Hatta Hollywood di Hajar Mountains.

Kalau sudah melewati pemandangan seperti ini, rasa overwhelmed dari bisingnya Dubai mendadak hilang. Road trip Hatta ini sungguh berkesan bagiku. Terasa seperti berada di planet lain. 

Saat itu bulan Februari dan cuaca masih terasa dingin. Kawasan Hatta memang disebut-sebut lebih dingin dari kota Dubai. 

Jadi jika datang di bulan Desember hingga Februari, lebih baik siapkan jaket. Meski mataharinya terik, tapi anginnya cukup kencang dan dingin.

Bermain Hatta Dubai Kayak

Hatta Dubai
Langsung jatuh cinta melihat Hatta Dam.

Destinasi pertama yang aku kunjungi adalah Hatta Dam. Ini adalah bendungan yang katanya memiliki peran penting sebagai PLTA di Hatta.

Tiba di Hatta Dam ini sungguh membuatku terkesima karena warna tosca airnya yang sangat cantik. 

Meski ini adalah bendungan buatan, rasanya memang seperti berada di danau yang dikelilingi oleh pegunungan. 

Sekitar pukul 9.30 aku tiba di sini dan udaranya sangat dingin. Syukurnya aku sudah memakai sweater dari rumah.

Hatta Dubai
Warna-warni loket Hatta Kayak.

Harga untuk main kayaking di Hatta Dam ini dibanderol dengan harga 60 AED per orang atau setara dengan Rp240.000.

Durasi bermainnya berapa lama? Aku pikir sepuasnya ya, karena waktu itu tidak ada yang menghentikan aku dan temanku setelah sekitar 30 menit bermain kayak.

Hatta Dubai
Gemes kan kayaking-nya warna pink!

Kami mendapatkan kayak berwarna merah muda. Warnanya lucu. Kami juga harus menggunakan baju pelampung untuk berjaga-jaga. Tapi tenang, arus di Hatta Dam ini tenang dan aku rasa cukup aman.

Cara bermain kayak susah-susah gampang. Cara bermainnya mungkin mirip seperti kano, tapi ini juga pertama kalinya aku bermain kayak untuk dua orang.

Hatta Dubai
Bayangkan terombang-ambing dengan view seperti ini...

Awalnya kayak kami tak bisa berjalan dan hanya pasrah mengikuti arus (ini jangan ditiru haha). 

Akhirnya ada petugas yang memberi tahu kami bahwa cara bermain kayak untuk dua orang ini adalah; jika orang yang di depan mendayung ke kanan, maka yang di belakang akan mendayung ke kiri. Terus begitu secara bergantian.

Lebih baik kalau bermain kayak ini pakai baju yang lebih pendek atau membawa baju ganti, karena air bendungannya pasti akan masuk kemana-mana. Tapi syukurnya karena kami mainnya tidak bar-bar, jadi pakaian kami tidak begitu basah.

Meski Hatta Dam adalah bendungan buatan, ternyata di sini masih ada kehidupan hewan dari bebek, ikan, hingga kambing gunung.

 

Hatta Dubai

Hatta Dubai
Ikan, bebek, dan apakah kamu bisa melihat kambing, bestie?

Aku cukup kaget sih ada beberapa kambing yang memanjat bebatuan gunung. Sungguh jadi pengalaman unik yang bisa didapatkan di Dubai.

Di kawasan Hatta Dam ini juga ada mural setinggi 30 meter di kawasan pegunungan, yang menggambarkan lukisan orang yang paling berpengaruh di United Arab Emirates (UAE), Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dan Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum.

Hatta Dubai

Sebelum bermain kayak, lebih baik buang air kecil terlebih dahulu di rest area sebelum menuju Hatta Dam, karena jika berjalan kaki rasanya seperti naik turun gunung.

 

Jelajah Hatta Heritage Village

Hatta Dubai
Jatuh cinta (lagi) dengan Hatta!

Destinasi selanjutnya yang membuat aku bersemangat adalah Hatta Heritage Village. Entah kenapa aku jadi senang mengunjungi museum di Tanah Arab ini. 

Harga masuk ke Hatta Heritage Village adalah gratis! Waktu aku ke sana sangat sepi sekali. Tidak ada orang. Abdul memutuskan untuk tidur siang di mobil. Jadi aku hanya dengan Chandra saja yang mengitari museum desa ini. 

Menurut aku, jika pergi ke kawasan bersejarah seperti ini memang lebih bagus jika didampingi guide, jadi kita bisa mengetahui seluk-beluknya. Sayangnya trip kali ini aku berusaha mandiri saja untuk mengetahui seisi Hatta Heritage Village.

Kawasan bersejarah ini sangat luas. Di bagian muka, ada tempat yang sepertinya dijadikan kawasan festival, tapi sayangnya sedang tutup.

Hatta Dubai
Benteng yang dijadikan museum.

Kami semakin masuk ke dalam dan mendapati bilik-bilik atau lebih tepatnya ruangan dalam benteng yang dibagi menjadi museum yang berbeda. Ada ruangan untuk menyimpan senjata, tempat majlis untuk mengadakan rapat, kamar tidur, dan museum pohon kurma.  

Setiap ruangannya juga tertata rapi dan berisikan banyak keterangan yang bisa dipelajari. Sepertihalnya ruangan senjata yang memuat senjata tradisional dan modern.

Hatta Dubai
Ada banyak senjata dari tradisional hingga modern.

Di setiap temboknya dibangun jendela yang menyerupai ceruk. Katanya ini digunakan sebagai tempat untuk mengintai musuh dari dalam ruangan.

Ada ruangan yang dibuat semirip mungkin dengan kamar tidur dan ruangan rapat zaman dulu. 

Hatta Dubai
Looks creepy but kinda aesthetic, right?

Pintu ruangannya juga kecil, sepertinya ini adalah tempat tidur untuk anak-anak. 

Agak merinding ketika masuk ke sini, Syukurnya saat itu masih siang bolong jadi tidak ada yang aneh-aneh.

Aku sangat salut dengan Dubai dan UAE ini. Meski pembangunan mereka sangat “kota” sekali, tapi masih tetap mempertahankan kawasan bersejarahnya.

Hatta Dubai
Kisah restorasi Hatta Heritage Village

Termasuk Hatta Heritage Village ini yang mengalami restorasi besar-besaran. Dibangun kembali sehingga menyerupai aslinya.

Adapun yang menarik dari desa ini adalah ada benteng menara (Hatta Towers) yang dibangun di atas dua gunung yang berbeda guna melindungi desa dari serangan musuh sekitar tahun 1880-an. 

Hatta Towers ini bisa ditemukan di bagian utara (di depan pintu masuk) dan selatan (saat memasuki kawasan Heritage Village). 

Setelah puas mengitari museum dalam benteng, akhirnya kami memasuki kawasan Heritage Village yang sukses bikin aku tambah takjub!

Hatta Dubai
Serasa berada seperti di Timur Tengah masa lampau.

Kawasan ini sepertinya dibuat sebagai rumah penduduk desa. Aku menduga bahwa kawasan benteng sebelumnya adalah tempat tinggal petinggi seperti sultan di sana dan kawasan desa ini adalah rumah penduduknya.

Katanya, semua bangunan ini direkonstruksi dengan material lumpur, batang pohon palem, alang-alang, dan batu. Maka tidak heran ketika masuk kawasan ini sungguh seperti berada di planet lain: Timur Tengah abad ke-19.

Setiap rumah isinya seperti perkakas dapur. Bentuknya mirip semua. Ada ilalang di muka setiap rumah yang menambah kesan vintage. Ah, cinta sekali aku dengan tempat ini!

Hatta Dubai
Hatta Tower tampak dekat.

Aku dan Chandra memutuskan untuk naik menuju ke Hatta Tower. Kami harus menaiki gundukan bukit dengan rumput dan bebatuan. Kemudian harus menaiki beberapa anak tangga. Sayangnya saat itu Hatta Tower sedang digembok atau mungkin tidak ada orang yang boleh memasukinya.

Hatta Dubai
Pemandangan dari atas, penuh dengan gunung batu.

Aku tak begitu kecewa karena pemandangan dari atas sungguh luar biasa. Dari atas, kami bisa melihat pemandangan gunung dan aneka benteng atau rumah.

Ternyata di kawasan ini pun ada lahan yang bentuknya mirip kuburan. Atau memang makam sungguhan? Entahlah.

Hatta Dubai
Pemakaman di Hatta

Perut kami berbunyi. Artinya sudah waktunya untuk makan siang. Tapi satu hal yang kami tidak ketahui tentang Hatta adalah: sulitnya menemukan tempat untuk makan.

Makan Siang dan Istirahat di Hatta Wadi Hub

Abdul menyarankan kami untuk makan di restoran sebelah Hatta Heritage Village. Tapi aku menolak. Takut, nanti harganya membengkak karena dekat tempat wisata. Aku memang harus banyak berhemat di perantauan.

Kami berputar-putar mencari tempat makan. Barangkali ada mini market yang menjajakan makanan yang tinggal dihangatkan. Ternyata sulit untuk menemukannya dan Abdul memutuskan untuk mengajak kami ke Hatta Wadi Hub.

Hatta Dubai
Satu-satunya foto di Hata Wadi Hub. Perut lapar, kamera kena saos tomat. Mana sempat foto?

Katanya tempat ini adalah adventure center-nya Hatta. Wisatawan bisa hiking, mount biking, hingga Hatta Dubai Camping. Ada kafe dan juga food truck yang menjajakan fast food. Daripada menahan lapar, memang lebih baik melahap makanan cepat saji ini. 

Hatta Wadi Hub waktu itu cukup sepi. Angin bertiup kencang. Para petugas food truck menutup jendela, dibuka hanya saat ada orang yang mampir menengok menu. Tak ada makanan yang begitu menarik.

Hatta Dubai
Cuma sempat foto menu food truck-nya aja.

Tapi akhirnya aku memilih untuk makan chicken wrap dengan kentang dang potato chips yang ternyata bikin kenyang. Satu porsinya dibanderol sekitar 25 Dirham atau sekitar Rp100.000. Mahal sekali ya? Ya, begitulah Dubai.

Aku tak sempat memfoto makanan atau tentang Hatta Wadi Hub. Semakin siang, angin juga semakin kencang. Bungkusan makanan kami tertiup angin, saos tomat mengenai kamera Chandra.

Ia sibuk mengelap kameranya dengan menghabiskan sanitizer-ku. Aku merasa bersalah karena tidak menahan saos tomat yang ku tuangkan.

Kami akhirnya memang merasakan adventure di Hatta Wadi Hub: makan dengan angin yang bertiup kencang di tengah tanah lapang.

Setelah selesai makan, rasanya semakin tak ada tenaga untuk melanjutkan perjalanan. Padahal bisa saja Abdul mengajak kami ke Hatta Hill Park.

Aku jadi tidak yakin untuk ke sana karena angin semakin kencang. Terlihat pasir berterbangan. Aku takut nanti ada badai gurun.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja. Lebih baik pulang untuk istirahat karena besok harus bekerja.

Di perjalanan pulang kami lagi-lagi melewati gurun pasir dan beberapa orang ada yang berfoto di sana. 

Aku bilang ingin mampir ke sana pada Chandra, tapi tidak enak bilang ke Abdul karena sebenarnya itinerary kami telah berakhir.

Abdul sepertinya mengetahui bahwa aku ingin berfoto di sana dan ia bilang “Why you don’t tell me?”.

Hatta Dam
Gurun di Hatta!

Akhirnya aku mengambil beberapa foto dan kembali ke mobil. Abdul sempat berhenti di rest area dan menraktir kami minum. 

Aku memilih karak tea untuk menghangatkan badan. Barangkali aku masuk angin setelah perjalanan ini.

Begitulah cerita perjalananku ke Hatta Dubai. Satu hari yang singkat untuk menyegarkan pikiran di wisata alam Dubai.

Sungguh pengalaman yang berkesan.

CONVERSATION

7 Comments:

  1. Traveling article yg sangat menarik, informatif, dan seru berasa ikutan traveling ke dubai bareng ames dan candra!

    BalasHapus
  2. Hai guys ini Chandra hehe sekedar info saos tomatnya sudah ilang ye💆Gila bngt nih yg nulis blog udah cakep and rapi deh recap story kita smp detail yang paling kecil👏🏻👏🏻salut ah salut

    BalasHapus
  3. MasyaAllah.. bagus banget yaa wisata disana. Punya wishlist ke Dubai, gatau bisa kapan terwujudnya hehe semoga bisa juga seperti kaka :) Thanks yaa kak sudah sharing! Salam kenal yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Jastitah! Terima kasih sudah mampir ke blog ini ya. Semoga nanti bisa liburan ke Dubai juga, ya!

      Hapus
  4. Keren tulisannya. Ga bosen malah jadi kayak ikut traveling. Seru!

    BalasHapus