SHOPPING SAMBIL NGOPI CERIA

Store Jimmy Butcher yang merangkul Coffee Shop di dalamnya
oleh: Ames Laksmi



Iseng-iseng mampir ke acara charity yang diadakan oleh Bali Charity di Jim’s Café membuat ketertarikan untuk lebih kepo dengan café ini yang sekaligus bersebelahan dengan store Jimmy Butcher yang sedang digandrungi oleh muda-mudi di Bali. Maka selaku owner store sekaligus pemilik café tersebut, Agus Dwipayana menjelaskan bahwa store Jimmy Butcher yang berdiri sejak 3 Agustus 2013 yang mengusung urban style didalamnya yang lebih mementingkan passion daripada brandnya. Store ini pun dilengkapi dengan sebuah café yang bernama Jim’s Café berdiri baru-baru ini yaitu 8 Februari 2015 yang bertujuan untuk merangkul massa dan membentuk link yang nantinya akan memberikan kontribusi dan sekaligus menunjang keberlangsungan store Jimmy Butcher tersebut. Konsep yang mengusung Urban dalam artian ‘perkotaan’ yang menjelaskan bahwa lingkungan Panjer ini merupakan bukan hanya orang lokal, namun luar kota dan menginspirasi Agus untuk membuat store yang berkonsep urban. Dan untuk Jim’s Café dibuat untuk menunjang store tersebut dan lebih ke konsep coffee shop. Café yang dibentuk dengan flow dan bukan hanya dikemas untuk berdiri sendiri namun merupakan bagian dari bisnis Jimmy Butcher juga.
Usut punya usut ternyata nama ‘Jimmy Butcher’ merupakan inspirasi yang Agus temukan dijalan. Agus merasa nama ‘Jimmy’ merupakan nama yang keren dan ‘Butcher’ meupakan pekerjaan tukang potong daging yang memperlihatkan darah yang menurut Agus sangat macho dan Agus memang mempertahankan nama store nya tetap seperti itu dari awal sampai sekarang ini. Store dan café yang memiliki 11 pegawai dan mendesain serta memproduksi sendiri apa saja yang ada di dalamnya. Di dalamnya juga bukan berupa brand Jimmy Butcher, Agus juga menerima brand lokal Indonesia dari Jakarta, Bandung, Solo, Jogja dan Jakarta. Usaha yang berawal dari clothing biasa dan menjadi bisnis yang serius merupakan binaan dari Bank Indonesia yang artinya store ini mengikuti kompetisi bisnis dengan store yang berjiwa “entrepreneur” lainnya dan semakin berkembang ketika ada modal yang cukup dan kepercayaan dari orang tua Agus sendiri. Harga yang dipatok dari store ini dari Rp 50.000 hingga Rp 1000.000- an.

Agus pun menjelaskan bagaimana ia mengalami kendala karena sudah merasakan berproses dari bawah ke atas. Ia pun merasakan tantangan tersendiri karena konsep urban yang tertabrak cultur fashion dengan konsep awam dan sudah bisa diterima muda-mudi sekarang dengan konsep yang lebih kasual dan general. Ternyata, café ini bukan merupakan tempat nongkrong saja. Agus sudah sering bekerjasama dengan komunitas sosial untuk melakukan kegiatan charity dan Agus tidak ragu-ragu meminjamkan tempatnya untuk acara mereka di café yang mulai buka dari jam 17.00 Wita dan dengan harga menu yang terjangkau. Caranya mudah tinggal menghubungi contact person Agus. Acara yang diadakan seperti Charity Garage Sale dengan Bali Charity dan acara exhibition berupa pameran dan music serta Jimmy Butcher terjun ke lapangan untuk melakukan charity di sebuah Yayasan Peduli Anak Cacat di Nusa Dua pada bulan Januari 2015, dimana ia bekerja dengan beberapa konsultan dan mendonasikan 1 buah lemari, 3 kursi roda dan tentunya semangat spiritual yang bisa membangun anak-anak tersebut. Jadi, sudah saatnya kita sebagai muda-mudi bali melakukan hal-hal positif yang bisa saling bahu membahu untuk menolong orang-orang yang kurang mampu daripada diri kita. “Kesadaran harus timbul dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal sosial.” Tutup Agus mengakhiri pembicaraan ini. 

CONVERSATION

0 Comments:

Posting Komentar